Instagram vs TikTok: Media Sosial Mana yang Lebih Baik?


Seperti yang kita sudah ketahui bahwa dunia media sosial memang merupakan dunia digital yang senantiasa berkembang setiap saatnya. Setiap hari, selalu ada sesuatu yang baru yang diciptakan oleh para social media founder.

Untuk saat ini, jika kita bicara mengenai media sosial tentu tidak akan jauh-jauh dari Facebook, Instagram, YouTube, atau bahkan TikTok. Keempat media sosial ini, ditambah dengan Twitter, WhatsApp, dan Snapchat merupakan para pemain yang sampai saat ini tengah menguasai dunia digital.

Dari semua media sosial ini, TikTok merupakan media sosial yang berusia paling muda jika dibandingkan dengan media sosial lainnya yang sudah disebutkan.

Walaupun berusia muda, bukan berarti kekuatannya dalam dunia digital dapat diremehkan. Setidaknya, media sosial satu ini sedang benar-benar berusaha untuk mencapai tingkat popularitas tertinggi dengan pesaingnya yang paling ketat yaitu dengan Instagram.

Kita harus mengakui bahwa kedatangan TikTok sejak perilisannya sekitar tiga tahun lalu sudah mengubah banyak paradigma dan konsep berpikir lama mengenai apa itu media sosial.

Memang, paradigma dan konsep lama mengenai media sosial sudah semakin lama semakin hilang, apalagi ditambah dengan perilisan media sosial yang berbasis visual.

Beberapa media sosial berbasis visual yang sudah tergolong berusia matang yaitu Pinterest, Flickr, dan yang paling kekinian yaitu Instagram. Instagram yang awalnya diciptakan sebagai photo-sharing social media apps, lama-lama menjelma menjadi video-sharing social media apps.

Gabungan antara fitur photo-sharing dan video-sharing ini pun membuat media sosial ini semakin lama semakin hits, jauh mengalahkan Pinterest, Flickr, dan photo-sharing apps lainnya. Sampai saat ini pun, sudah banyak sekali fitur-fitur kreatif dan inovatif yang dikembangkan di media sosial Instagram, dan seakan-akan membuat platform ini menjadi raja dari semua media sosial yang berbasis visual.

Jika anda merupakan orang yang senantiasa mengikuti perkembangan media sosial, anda dapat mengakui bahwa Instagram memang menyajikan fitur yang sangat enak digunakan, dan membuat semakin banyak orang ingin menggunakannya.

Walaupun begitu, bukan berarti media sosial ini jauh dari rasa kuatir. Munculnya TikTok membuat media sosial ini setidaknya pernah getar-getir dan membuat dag-dig-dug bosnya.

Setidaknya, Adam Mosseri selaku CEO dari Instagram pernah menyebutkan bahwa dirinya ingin membuat media sosialnya menjadi serupa dengan TikTok (Sumber: Mitchell Clark dari The Verge).

Jika anda melihat pernyataan dari Mosseri ini, mungkin anda bertanya-tanya mengapa Instagram mau saja meniru pesaingnya yang belum genap berusia lima tahun? Seberapa ketatnya sih persaingan antara kedua media sosial ini?

Pada artikel ini, kami akan memberikan ulasan singkat mengenai perbandingan antara keduanya dan keadaan persaingannya, serta prediksi di masa depan mengenai kedua media sosial ini.

 Membandingkan media sosial tentu sebaiknya diawali dengan perbandingan fitur antara keduanya.

Menurut kami, Instagram menyajikan lebih banyak fitur daripada TikTok.

Hal ini memang sudah jelas karena Instagram berawal dari gambar, bukan dari video.

Lalu, kemudian platform satu ini merambah ke pembagian video.

Gabungan antara kedua ini membuat platform ini terkenal karena versatility atau keserbagunaannya. Jika anda ingin melihat gambar, anda tinggal lihat saja posting-an biasa, yang tentunya disajikan dengan berbagai cara seperti carousel dan multiple panoramic.

Jika anda ingin menonton video pun, anda tinggal buka Story, Reels, atau menonton Instalive.

Jika anda ingin menonton televisi, anda tinggal membuka aplikasi IGTV. Intinya, semuanya sudah lengkap di platform ini, dan siapapun pasti akan betah berlama-lama menggunakan aplikasi ini.

TikTok memang jauh kalah jika dibandingkan dengan jumlah fitur dari Instagram. Hal ini disebabkan karena media sosial yang satu ini berawal dari video, berbeda dengan Instagram.

Secara otomatis, tidak ada fitur berbagi foto di platform media sosial yang satu ini. Tetapi, bukan berarti TikTok telak kalah dari Instagram. TikTok terkenal karena keviralannya dan komedinya, bukan karena keserbagunaannya. Bentuk konten dari media sosial ini dapat dikatakan hanya satu, yaitu berupa video pendek.

Namun, dari video pendek tersebut, anda bisa menonton banyak sekali variasi video, mulai dari video lip-sync, video jokes, meme, video tutorial, video dance, atau bahkan video yang lebih serius lagi seperti video edukasi, video promosi, atau video awareness. Dengan berbagai variasi jenis konten ini, maka anda pun juga tidak akan bosan-bosannya menonton konten di media sosial ini.

Baik Instagram maupun TikTok, keduanya memiliki sifat user addiction. Setiap media sosial ini memiliki ciri khas yang unik dan membuat orang betah menggunakannya dalam jangka waktu yang lama.

Bahkan, keduanya pun memiliki fitur engagement yang sama, yaitu likes, comments, dan share. Bentuk engagement yang lebih jauh lagi seperti react atau collaboration pun juga sudah bisa dilakukan di kedua platform ini.

Keduanya juga memiliki fitur editing yang mumpuni, seperti dengan banyaknya filter dan effect, menambahkan audio, dan masih banyak lagi. Tapi walaupun terkesan seri, TikTok memiliki tingkat addiction yang jauh lebih tinggi dibandingkan Instagram.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Qustodio Team menunjukkan bahwa anak-anak usia 18 tahun ke bawah rata-rata menggunakan TikTok selama 75 menit per hari, sedangkan rata-rata penggunaan Instagram per harinya selama 44 menit. Hal ini memang menunjukkan bahwa TikTok jauh lebih addictive daripada Instagram, walaupun keduanya memiliki sifat user addiction.

Jika dilihat berdasarkan tingkat popularitasnya, maka keduanya juga memiliki tingkat popularitas yang sama. Walaupun masih tergolong baru, TikTok tidak kalah telak dari Instagram. Keduanya memiliki total jumlah unduhan yang sama-sama mencapai lebih dari 1 milyar kali (Sumber: TikTok and Instagram Google Play Store).

Ranking kedua aplikasi ini pun juga tidak jauh, per bulan Juli 2021, dilihat dari unduhan secara keseluruhan, TikTok berada pada peringkat pertama dan Instagram berada pada peringkat ketiga. Ranking ini juga sama jika dilihat dari jumlah unduhan dari App Store saja, sementara untuk peringkat dari Play Store, TikTok menempati urutan kedua dan Instagram menempati urutan ketiga.

Secara jumlah penggunanya pun, mereka juga memiliki persaingan yang cukup ketat. Setiap bulannya, TikTok saat ini memiliki 689 juta pengguna aktif (Sumber: Simon Kemp dari Data Reportal), sementara Instagram memiliki 1 milyar pengguna aktif (Sumber: Jasmine Enberg dari E-Marketer).

Mungkin saat ini, jumlah pengguna aktif TikTok jauh lebih sedikit daripada Instagram, namun jumlah pengguna aktif TikTok dapat diprediksi jauh lebih banyak daripada Instagram. Hal ini didukung oleh adanya kesukaan orang yang semakin meningkat terhadap TikTok, terutama bagi para remaja di Amerika Serikat (Sumber: Salman Aslam dari Omnicore Agency).

Selain itu, para orang dewasa di Amerika Serikat yang menggunakan media sosial ini juga meningkat 5,5 kali lipat setiap tahunnya (Sumber: Maryam Mohsin dari Oberlo). Hal ini kembali diperkuat dengan adanya laporan dari Target Internet, yang menunjukkan bahwa kenaikan jumlah pengguna di TikTok sebesar 37,50% dari tahun 2019 ke tahun 2020.

Angka ini memang sangat besar, jika dibandingkan dengan Facebook yang kenaikannya sebesar 7,27% dan Instagram yang kenaikannya sebesar 6,2% (Sumber: Target Internet dan Statista).

Kedua platform ini pun juga bersaing ketat dalam hal social media marketing. Memang, di mata para marketer, popularitas TikTok jauh kalah daripada Instagram.

Michael Stelzner dari Social Media Examiner menyebutkan bahwa hanya sekitar 5% para social media marketer yang menggunakan TikTok sebagai media pemasaran mereka. Hal ini jauh berbeda dengan Instagram, yang menunjukkan sekitar 96% para social media marketer menggunakan media sosial ini sebagai media pemasaran mereka (Sumber: Nikara Johns dari Footwear News).

Namun, tingkat engagement rate di TikTok jauh lebih tinggi daripada di Instagram. HypeAuditor mengungkap bahwa pada tahun 2020, rata-rata tingkat post engagement TikTok mencapai angka 17,5%. Hal serupa juga disebutkan oleh Nikara Johns dari Footwear News yang mengatakan bahwa engagement rate di aplikasi ini mencapai 17,96%. Engagement rate yang dimiliki oleh TikTok ini membuat engagement rate di Instagram sangat kecil, dengan rate-nya yang hanya sebesar 3,85%.

Jadi, apakah berarti anda lebih untung berpromosi di TikTok daripada di Instagram, atau justru sebaliknya? Kembali dilansir dari Nikara Johns dari Footwear News, saat ia mewawancarai Kyle Hjelmeseth, founder dari G&B Digital Management.

Dari wawancara tersebut, sang founder menjelaskan bahwa para pebisnis lebih banyak menghabiskan uang marketing-nya di Instagram daripada di TikTok. Hal ini disebabkan karena para pebisnis tersebut sudah memiliki audience yang sudah cukup stabil dan cukup engaging, sehingga mengalihkan marketing-nya ke TikTok merupakan suatu hal yang dianggap “buang-buang waktu dan uang” karena mereka harus menciptakan audience yang baru lagi di platform yang baru dan masih terkesan asing bagi sebagian pebisnis.

Hjelmeseth juga menyebutkan bahwa Instagram sudah memiliki kredibilitas yang sudah sangat bagus perihal social media marketing, sehingga melakukan promosi di Instagram merupakan hal yang sangat tepat untuk dilakukan, terutama bagi para pebisnis pemula yang ingin mengembangkan reputasi brand­-nya ke khalayak ramai. Hal ini pun juga berlaku bagi para pebisnis yang sudah ahli atau memiliki brand yang besar, agar brand mereka dapat lebih berkembang lagi, maka para marketer tidak segan-segan menggunakan Instagram sebagai wadah promosinya.

Hal ini jauh berbeda dengan TikTok, walaupun diungkap bahwa engagement rate-nya jauh lebih tinggi daripada Instagram, tapi TikTok belum memiliki kredibilitas yang setinggi Instagram dalam hal marketing. Dengan begitu, maka para pebisnis akan mengeluarkan uang yang lebih banyak untuk berpromosi di Instagram, namun hasil yang didapat juga setara dengan uang yang dikeluarkan tersebut.

Berdasarkan penjelasan ini, mungkin bagi anda para marketer yang membaca artikel ini merasa sedikit bingung. Anda pun bertanya-tanya, “Lebih baik berpromosi di Instagram atau di TikTok?” Instagram di satu sisi memiliki jumlah pengguna yang lebih banyak dan dilengkapi dengan kredibilitas yang tinggi dan lebih populer dalam hal marketing.

Namun, di pihak lain, TikTok memiliki engagement rate dan addiction rate yang tinggi, ditambah lagi dengan adanya kenaikan penggunanya yang sangat signifikan. Lantas, jika harus memilih satu diantara mereka berdua, mana yang anda harus pilih sebagai wadah marketing? Menurut saya, jawaban dari pertanyaan ini kembali ke konsep dari bisnis yang sedang anda kembangkan.

Anda perlu memperhatikan bahwa demografi pengguna antara kedua media sosial ini sangatlah berbeda, terutama dalam hal usia. Instagram memiliki mayoritas pengguna yang lebih tua daripada TikTok, yaitu sekitar 20 hingga 30 tahun.

Sementara TikTok memiliki pengguna yang lebih muda, dengan mayoritas penggunanya didominasi oleh remaja yang berusia belasan tahun (kira-kira sekitar 12 hingga 18 tahun). Jika audience target anda lebih berfokus pada anak-anak dan remaja, maka berpromosi di TikTok akan jauh lebih menguntungkan bagi bisnis anda.

Namun sebaliknya, jika anda menargetkan audience yang agak sedikit lebih dewasa, maka menurut saya berpromosi di TikTok menjadi kurang tepat, setidaknya untuk saat ini. Apabila anda masih belum memiliki audience yang stabil di kedua media sosial, maka anda harus memikirkan untuk melakukan promosi di Instagram sebagai langkah awal marketing anda. Pada konteks ini, bukan berarti bagi anda yang target audience-nya orang-orang dewasa tidak boleh berpromosi di TikTok. Jadikan Instagram sebagai titik awal anda, dan jika audience anda sudah settle di Instagram, maka anda bisa memperluas jaringan anda lewat TikTok.

Kami menyebutkan hal seperti ini karena bukannya tidak mungkin, demografi pengguna TikTok akan semakin lama semakin didominasi oleh orang dewasa nantinya. Apalagi ditambah dengan laporan dari Maryam Mohsin dari Oberlo yang menyatakan bahwa jumlah orang dewasa di Amerika Serikat yang menggunakan media sosial ini meningkat 5,5 kali lipat setiap tahunnya.

Karena kita sudah berbicara mengenai fenomena yang terjadi di masa sekarang pada kedua media sosial ini, maka yang perlu dibahas selanjutnya adalah bagaimana prediksi kedua platform ini di masa yang akan datang.

Jenay Rose dalam wawancaranya dengan Indri dari Urban Digital menyebutkan bahwa salah satu aplikasi besutan Instagram yaitu IGTV akan menjadi trend di masa depan. Selain itu juga, diprediksi bahwa kedua media sosial ini akan tetap terus berkembang dan menciptakan audience khasnya masing-masing, dengan TikTok yang merajai seluruh media sosial yang sudah ada.

Kedua media sosial ini pun juga akan berlomba-lomba menjadi media sosial yang lebih bersahabat bagi kesehatan mental penggunanya, terutama anak-anak. Instagram akan berusaha untuk mencoba fitur menyembunyikan jumlah likes, agar orang tidak terlalu memikirkan masalah jumlah likes yang ia dapatkan di posting-annya. Sementara di TikTok, adanya fitur parental guidance juga semakin digencarkan.

Dengan begitu, maka kedua media sosial ini akan menjadi media sosial yang semakin mengutamakan kesehatan mental para penggunanya dalam hal bermedia sosial.